Ah, ini sih tumpahan uneg-uneg saya saja tentang orang-orang tengil yang ada di sekeliling kita. Seperti apa sih tengil itu? Banyak, banyak perilaku yang dapat menjadikan seseorang pantas menyandang gelar tengil. Anda gimana, tengil atau tengik, atau kedua-duanya? Coba cocokkan diri anda dengan apa yang tertulis di bawah ini.
Entah kenapa muncul julukan tengil yang disandangkan untuk orang-orang dengan perlakuan tertentu. Saya tidak akan membahas dari sudut pandang bahasa dan selain juga karena malas membuka kamus. Saya hanya akan menyampaikan dari apa yang saya lihat dan rasakan. Orang tengil bisa secara universal artinya semua orang melihat dia memang benar-benar tengil. Namun, ada juga tengil yang lebih bersifat subyektif, hanya orang tertentu yang menganggapnya demikian sementara orang lain melihat orang itu biasa saja. Dan ada saja orang yang menyebut kata tengil dengan tidak tahu maksud dan tujuannya.
Pernahkah anda merasakan seperti itu? Merasakan bahwa orang lain bersikap dan berperilaku tengil? Jika berhadapan dengan orang tengil yang perlu dilakukan adalah sabar dan tetap bersikap baik. Terus terang saya sendiri tidak tahu mengapa ada orang-orang tengil. Barangkali salah satu penyebabnya adalah karena memiliki jabatan. Dengan jabatan itu dia kemudian berlagak. Akibatnya apa yang terlihat di mata orang lain adalah ketengilan.
Barangkali anda pengen tahu alasan saya membuat tulisan ini. Pemicunya adalah adanya orang yang saya rasakan, meskipun kadang-kadang, kok, orang ini tengil banget ya... Sebel banget jadinya. Jangan tanya siapa dia! Yang pasti dia bukan kebo. Daripada saya umpat-umpat dia lalu dia jadi tersinggung dan sakit hati, kan mendingan saya tulis saja. Dia tidak sakit hati dan saya jadi berkurang sebelnya. Jika dia kemudian baca tulisan ini terus merasa bahwa dia yang ditulis lalu jadi sakit hati, ya salah sendiri. Kenapa begitu GR-nya.
Orang-orang yang memiliki jabatan dan kekuasaan tetapi tidak amanah sering dan sangat mungkin menjadi orang tengil. Seolah-olah jabatan dan kekuasaan yang dipegangnya akan selamanya. Bisa jadi karena di otaknya berpikiran seperti itu, dia menjadi tengil. Tengil yang wujudnya berupa sikap otoriter, semena-mena, menganggap properti kantor adalah milik pribadi, dan bentuk-bentuk lain yang tidak mengenakkan orang lain.
Bicara tentang orang yang menganggap jabatan dan kekuasaan yang dimilikinya akan abadi, saya kok jadi ingat dakwah yang pernah disampaikan dai terkenal yang kemudian menjadi tidak populer karena melakukan poligami. Bila memiliki jabatan atau kekuasaan, seharusnya seperti tukang parkir. Dia memiliki banyak mobil, baik mobil biasa atau mewah. Tetapi ketika mobil-mobil itu diambil, dia tidak marah atau bahkan ngamuk karena dia tahu itu bukan miliknya. Dia ikhlas menyerahkan mobil-mobil itu. Bila anda memiliki jabatan dan kekuasaan di dalamnya, seharusnya anda seperti tukang parkir dengan mobil-mobilnya. Apa yang sedang di tangan anda itu hanyalah titipan. Jangan berpikiran akan memilikinya selamanya. Jika anda tidak mau seperti tukang parkir, bersiap-siaplah menjadi orang yang dihinakan. Dan, bisa jadi penyakit kejiwaan yang bernama post power syndrome akan menghampiri anda.
Pertanyaan mendasar: Tengil itu anda definisikan apa?